Showing posts with label food. Show all posts
Showing posts with label food. Show all posts

Sunday, February 5, 2017

#32 Spring spring!


Baru saja lewat ground hog day, serasa sudah tak sabar menanti musim semi tiba. Tahun 2016 dan 2017 serasa lewat begitu cepat. Entah ini tanda-tanda ketuaan diri atau tanda-tanda menjelang akhir dunia. Cuaca pun berubah-ubah  tak menentu. Musim dingin paling aneh yang pernah saya rasakan selama hidup. Satu hari suhu mencapai 60 derajat Fahrenheit dan keesokan harinya turun drastis ke 19 derajat Fahrenheit. Hari berikutnya hujan seharian di kisaran 30an derajat Fahrenheit.

Bulan Februari yang biasanya penuh dengan salju kini kering kerontang, kadang sangat dingin kadang terang benderang dan panas seharian. Entah bagaimana jadinya nanti musim panas tahun ini?! Mudah-mudahan tak terjadi kekeringan besar-besaran di berbagai tempat nanti.

Musim semi di Amerika Serikat terasa berbeda dengan musim semi di Jepang. Tak ada hanami, tak ada piknik masal di bawah pohon Sakura/ Japanese Cherry yang bermekaran sambil makan dan minum, berkaraoke, bahkan mabuk sake atau bir. Orang Jepang menikmati hanami hampir merata di seluruh Jepang. Sementara di Amerika Serikat, suasana musim semi berbeda antara satu State dengan lainnya. Adakah bunga kebangsaan musim semi? Hmmm...rasanya tak ada, karena bunga yang bermekaranpun tergantung zonenya. Ada 26 zone cocok tanam di Amerika Serikat. Tiap zone mempunyai jenis bunga yang bisa tumbuh dan mekar di daerah tersebut.

Amerika Serikat daratannya sangat luas meskipun tak seluas Rusia atau Canada. Daratan Amerika Serikat lebih luas wilayahnya dari China. Indonesia menduduki urutan ke 15 di bawah Saudi Arabia, karena mayoritas wilayahnya adalah laut dan lautan.

Kembali ke musim semi. Bila Jepang memiliki hanami sebagai event utama di musim semi, di Amerika Serikat juga ada tempat-tempat tertentu yang merayakan kedatangan musim semi dengan Spring Festival Events. Di Washington D.C. dirayakan Japanese Cherry Blossom Festival sejak tahun 1934. Selain Washington D.C., Macon, Georgia juga punya festival serupa. Selain bunga Sakura, orang Amerika Serikat mempunyai festival bunga tulip, bunga, mawar dan bunga Lilac.

Tapi tetap saja suasana festival sangat berbeda dengan suasana hanami. Meskipun sama piknik, orang di Amerika Serikat suka piknik dengan makanan potluck atau buffet atau barbecue. Sementara di Jepang, untuk hanami orang membuat atau membeli bento spesial hanami. Bagi yang ingin mencoba membuat sendiri bisa dilihat di link hanami bento. Tinggal disusun secara cantik dalam kotak-kotak bento dan disajikan sambil piknik memandangi bunga yang bermekaran. Bisa sambil menyanyi atau karaoke di taman. Jauh dari taman? Pikniklah di halaman sendiri!

Aaaah...matahari bersinar terang di luar. Saya keluar dulu, ya! Mau mencari kehangatan sang surya!

Louisville, 5 Februari 2017.

Hani 💓

Thursday, October 28, 2010

#18 Pomegranate Juice



Pomegranate ini di negara kita dipanggil dengan buah delima. Ada buah delima merah, ada buah delima putih. Entah kenapa, sejak kecil kita serumah yang hobi dengan segala buah-buahan dan sayuran apapun.....sudah mengkonsumsi buah ini.

Sampai-sampai bapak menanam pohonnya bersebelahan dengan pohon sirsak, rambutan, mangga, jambu cingcalo, belimbing wuluh, pepaya, hingga singkong dan palem sebelah bersebelahan dengan bunga-bungaan dan tanaman hijau kesayangan bapak. Sayangnya sekarang tinggal kenangan....Demi sepetak rumah yang selalu menuntut perluasan seiring dengan perkembangan jumlah anggota keluarga, petak-demi petak halaman dan pohon buah-buahan berganti dengan bangunan yang hanya menyisakan ingatan akan pepohonan tersebut. Apa boleh buat, jadilah keluarga kita langganan setia tukang buah.

Setiap hari selalu ada pisang aneka rupa, dari pisang Ambon, pisang Raja Sereh, pisang Susu, Pisang Tanduk hingga pisang Hijau. Belum lagi Pepaya yang setiap hari selalu diantar oleh tukang buah pesan tidak pesan. Ke dua jenis buah ini tak pernah lepas dari hidangan. Alangkah inginnya kembali mempunyai pohon buah-buahan. Tak perlu menunggu tukang buah mengantarkan Nangka, Cempedak, Sirsak, Jambu Klutuk, Jambu Air, Mangga,hingga Melon dan Semangka. Apalagi buah Salak, Duku, Durian, Rambutan, Manggis, Timun Suri. Kecuali Apel,dan Anggur serta Pear yang harus beli di pasar besar atau supermarket, tukang buah langganan kita bisa lebih lengkap ragam hantarannya daripada kios buah sekalipun.

Ibuku yang hobi olahraga dan sangat memperhatikan kesehatan, termasuk orang yang selalu mengikuti perubahan di dalam trend kesehatan. Begitu ada terapi kesehatan dengan minum jus buah dan jus sayuran setiap hari, jadilah budaya makan buah semakin bergeser ke budaya minum jus. Ibu sampai membeli juicer khusus untuk membuat jus aneka rasa. Di tahun 90-an, Ibu malah sampai ikut kursus membuat jus anera rupa, baik dari jus buah hingga jus sayuran.

Aduh, kalau ingat hampir setiap hari aku berangkat kuliah dicekoki jus kentang, jus wortel, jus pepaya dan masih minum kunir asem. Adikku merem melek kalau minum jus wortel. Segitupun, dia ngegaya minum jusnya kalau teman-teman genknya pada main di rumah. Ya ampun....ternyata mereka yang ibu bapaknya supersibuk dan hanya makan masakan PRT begitu terkesan....Jadilah, setiap datang mereka menjadi langganan setia segala eksperimen ibuku hihihihi.....yang hobi masak dan hobi mencoba segala trend kesehatan.

Dari segala jenis buah-buahan yang ada, selain mangga aneka rasa kesayangan bapak, buah yang menempati posisi istimewa di rumah adalah buah delima dan manggis serta sirsak dan klengkeng. Yang jelas, buahnya sulit diperoleh. Lalu dicari kemanapun kalau sedang bukan musimnya nggak bakal dapat.

Entah kenapa, aku yang doyan buah delima dari kecil.....nggak pernah berkurang rasa sukaku pada buah satu ini. Kemanapun aku pergi, ke sana pula delima kucari dan ....Alhamdulillah dapat kuperoleh. Kadang sampai malu, kalau lihat buah delima tetangga merekah, soalnya sampai miring-miring kutengok. Eh, nggak tahunya yang punya rumah nongol, sampai bilang :"Mbak, kalau mau buahnya ketok aja, nanti Tante ambilin. Kan banyak durinya. Tuh, udah ada yang merekah.....sini mampir dulu." Kadang begitu malunya, aku buru-buru berlalu. Eh, pulangnya, sudah ada buah delima di atas meja makan."Dari Tante di pojok jalan, Han."

Karena jarang ada yang menjual delima di pasar atau supermarket saat itu...jadilah aku getol ngedatangin nujuh bulannya ibu-ibu. Kan pasti di dalam rujakannya ada delima! Sampai ibu-ibu teman arisan dan pengajian ibuku pada hafal. Kalau ada yang mau nujuh bulan selalu nitip pesan ke ibuku biar aku juga datang. Kadang malah entah dari mana aja ada yang ngirim rujak buah dengan buah delima!

Belakangan sejak menjelang tahun 2000-an ternyata banyak delima Cina yang besar-besar dan berwarna merah Burgundy dapat kuperoleh di Carrefour atau sekedar Pasar Mayestik. Happynya! Selama di Jepang, memang selalu kusisihkan budget untuk membeli delima Cina ini.Mahalnya! Sampai makannya kuirit-irit. Satu buah delima bisa sama dengan buah Apel Fuji 5 biji. Jadilah satu delima kupotong 4 atau 5 bagian.Memotongnyapun nggak bisa pakai pisau, harus kita rekah pakai tangan, supaya biji-bijiannya nggak hancur. Kadang memang nggak sabaran makanin satu persatu biji-bijian delima. Akhirnya aku pakai saringan teh dan kuambil sari delimanya. Keburu pegel..hehehehe.....satu bijipun dapatnya nggak sampai setengah gelas, akhirnya balik deh ngunyahin biji-biji delima lagi.

Sampai kini aku masih menjadi delima hunter yang setia. Setiap Asian/Oriental Market, Latino Market sampai Whole Market, kalau ada delima minimal 2 buah delima setiap minggu jadi santapanku dan suami! Ternyata,suamiku pecinta delima pula. Sebelnya......karena dia makannya lebih cepat dan bijinya ikut ditelan, jadinya bagian dia selalu lebih banyak dari bagianku.
Akhirnya tibalah suatu hari daku di satu Whole Market dekat tempat tinggal kita di 1st Avenue NY. Berbinar-binar mataku melihat POMEGRANATE JUICE 100%. Alhamdulillah, seperti melihat anugrah turun dari langit! Jus delima dalam botol, asli nggak perlu ngunyah lagi. Terimakasih Ya Allah......ini baru namanya penemuan. Satu botol, $3.59 memang mahal, tapi kalau dihitung-hitung 1 butir delima segar bisa $4.59 per pound/lbs. Padahal banyak jusnya belum tentu sebanyak jus dalam botol 16oz.

Mengharubiru hatiku melihat Pomegranate Juice. Ingat pesan nenekku...perempuan harus rajin makan delima kata beliau. Bagus untuk perawatan tubuh, kandungan, kewanitaan dan kesehatan perempuan. Beliau nggak pernah sekolah umum, cuma sekolah madrasah zaman dulu. Begitupun, beliau sangat patuh pada suami dan ibu mertuanya.Nenek Buyutku dan Kakekku dianggap Healer di kampung mereka. Segala ramuan, jamu, sampai air putih yang dibaca-baca doa dan ayat Al Qur'an merupakan warisan nenek moyangku.... Sayangnya ibuku adalah pemberontak tradisi, yang boro-boro percaya segala hal seperti itu. Jadilah pesan nenek ini kudapat sewaktu Nenekku masih hidup dan datang berkunjung ke rumah.

Kalau kutahu, Pomegranate Juice ini King of Antioxidant sejak dulu.....sebagaimana penemuan terakhir para ilmuwan mengenai jus delima ini...Sayangnya Nenekku sudah tiada, apalagi Nenek Buyutku dan Kakekku.....Ibuku tak tahu sama sekali mengenai segala tetek bengek ramuan dan jamu serta pengobatan alamiah nenek moyangnya....Padahal Nenek Buyutku sampai berumur 125 tahun saat beliau meninggal.Nenekku meninggal menjelang umur 90 tahun. Mata awas, daya ingat dan daya pikir bagus, tidak tuli dan mata tak rabun tanpa kaca mata sama sekali.

Kemana harus kugali kembali...segala rahasia pengobatan nenek moyang? Sayang sekali.....Kini aku hanya menjadi konsumen bukan produsen....Konsumen Pomegranate Juice 100%.

Buat mereka yang ingin awet muda, kuat dan sehat kandungan, menstruasi lancar dan mencegah penyakit jantung, kanker dan penyakit ketuaan....Kuajak minuk Pomegranate Juice 100%.Buat bapak-bapak pun bisa membuat jantung sehat, aliran darah lancar, mencegah jantung koroner dan awe muda ding! Lha kan sudah diproklamasikan scientist sebagai KING of ANTIOXIDANT!

Daripada kebanyakan suplement dan mikir mau Botox atau Facelift dihari tua, mulai sekarang saja kita rame-rame minum Pomegranate Juice eh Jus Delima......Buat ibuku, kalau baca ini biar beliau tersenyum. Siapa tahu jadi menggugah ibunda menggali kembali rahasia pengobatan alamiah nenek moyangnya. Btw, ibuku sekarang sudah jadi instruktur Senam Pernafasan Mahatma! Baru masuk tahun kemaren ding! Bravo! Apalagi kalau ibunda mau minum Jus Delima setiap hari.......
Louisville, 2005

#16 Variasi Rasa Aneka Masakan Dunia Di Dapur Kita: Cara Menarik Kehangatan dan Cinta Anak Dan Suami




Pernahkah terpikir oleh kita bahwa dapur kita adalah daerah yang paling sering dikunjungi oleh rasa ingin tahu anak-anak, suami hingga mertua dan tetangga kita? Kadang karena kesibukan kita, dapur semakin jarang kita kunjungi karena sudah ada yang membantu kita menangani masalah masak memasak ini. Kadang karena terbatasnya luas dapur kita dan juga karena terbatasnya waktu, sarana dan keuangan keluarga, membuat kita enggan untuk bereksperimen dengan berbagai resep baru.
 
Namun sebenarnya dapur adalah jantung keluarga yang memberikan aliran kehangatan dan energi di dalam rumah dan dapat menjadi salah satu sarana untuk mempererat komunikasi dan keintiman di dalam rumah tangga.

Meskipun banyak keluarga yang menyukai quality time bersama keluarga untuk aktivitas di luar rumah, seperti jalan-jalan dan makan bersama keluarga, tidak kurang pula keluarga yang meluangkan waktu keluarga lebih banyak di dapur daripada di ruangan lain di dalam rumah.
Ada beberapa tips untuk menjalin cinta dan kehangatan di dalam rumah, melalui sarana dapur dan aneka resep dunia :
  1. Jadikanlah dapur menjadi tempat aktivitas yang menarik, minimal untuk memasak setiap hari. Bagi yang berminat, dapur dapat menjadi tempat aktualitas diri, menjadi tempat untuk sarana hobi, dekorasi, hingga tempat multi fungsi keluarga. Bagi yang sibuk, minimal luangkan waktu khusus misalnya setiap hari Minggu untuk membuat zone My Own Family Kitchen, saat dapur hanya thok dirajai oleh diri sendiri dan keluarga. Aroma masakan yang menyebar dari dapur pasti akan mengundang datangnya kaki-kaki kecil yang ingin tahu apa yang sedang dilakukan oleh Ibunda mereka, selain itu juga akan mengundang suami tercinta melongok ke dapur sekedar memenuhi rasa ingin tahu.
  2. Bila anak-anak sudah terbiasa dengan pattern baru keluarga, ajaklah mereka untuk ikut berpartisipasi. Dapat dilakukan dengan membuat aktifitas yang anak-anak dapat lakukan sesuai umur mereka. Dari membuat cookie atau cup cake , atau mini pizza bersama, hingga membuat kue besar atau hidangan lain sesuai selera bersama.
  3. Untuk menarik hati suami, cobalah masak makanan favorit suami yang sering diincar suami bila makan bersama di luar rumah. Bila perlu cari informasi resep dan trik/rahasia masakan dari sang penjual.
  4. Tidak suka masak ? Tidak bisa masak ? Tak interest dengan masak-memasak ? No problem. Siapa tahu suami dan anak-anak yang suka memasak atau interest dengan masak-memasak. Kita malah bisa bertindak sebagai supervisor atau manager yang memfasilitasi atau menyediakan semua sarana dan alat serta bahan-bahan. Atau bila tak ada yang berminat satupun di dalam keluarga, namun masih ingin mencoba masakan baru tanpa harus keluar rumah, bisa dilakukan dengan menyediakan tempat bagi keluarga atau teman yang hobi masak untuk masak dan makan bersama. Belajar langsung dari yang menguasai jauh lebih baik dari bereksperimen sendiri.
  5. Carilah resep-resep aneka rasa yang akan dicoba, bicarakan bersama suami dan anak-anak untuk menggugah rasa ingin tahu mereka. Bila mencoba resep baru yang masih asing dan unik buat kita, mencari bahan-bahan masakan di berbagai pelosok pasar atau supermarket dapat menjadi aktivitas sendiri yang menyenangkan buat anak-anak. Berikanlah shopping list kepada anak-anak, sehingga mereka merasa diri mereka penting dan sekaligus mengajarkan rasa tanggung jawab tanpa membebani mereka, dengan memberikan kesenangan game search and find pada mereka.
  6. Berikan budget khusus untuk resep baru yang dapat dialihkan dari budget makan bersama di luar rumah.
Dengan berjalannya waktu, dapur kita pun semakin beragam dengan berbagai aroma, rasa, tekstur dan bahan masakan, yang tidak hanya mewakili aneka rasa berbagai suku di tanah air Indonesia, tetapi juga berbagai rasa berbagai bangsa di dunia.
Dari mengenal rasa masakan, keluarga dapat kita ajak untuk mengenal budaya, bahasa dan kehidupan di berbagai bangsa. Kita semua dapat bersama-sama belajar bersama-sama, menelusuri berbagai informasi mengenai bangsa-bangsa asal masakan tersebut, baik melalui buku, majalah, atlas, internet, musik lagu maupun foto-foto yang bisa kita lihat. Pengenalan berbagai bangsa dan budaya beserta kehidupan bangsa lain akan memberikan pengaruh yang sangat positif bagi anak-anak, sekaligus menumbuhkan kreativitas dan keinginan bereksplorasi akan pengetahuan yang baru. Berawal dari sini bisa kita bukakan cakrawala pemikiran dan pengetahuan dan berbagai minat dan bakat anak-anak yang selama ini mungkin masih terpendam. Membaca, menulis, membuat scrap book/ kliping, fotografi, musik/nyanyi, travel, kulinari, jelajah/ekspedisi, science, dan berbagai kemungkinan minat anak-anak dan keluarga yang bisa dikembangkan bersama.
Beberapa variasi masakan yang dapat dicoba bersama keluarga di rumah:
  1. Aneka Masakan Barat: Masakan Italia, Perancis, Belanda, Spanyol, Portugis, Inggris, Amerika, Belgia, Jerman, Denmark, Swiss dll.
  2. Aneka Masakan Asia: Masakan China, Jepang, Korea, Mongolia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar dll
  3. Aneka Masakan Asia Selatan : India, Pakistan, Srilangka, Bangladesh, Nepal, Tibet, dll
  4. Aneka Masakan Afrika: Somalia, Kenya, Ethiopia, Ghana, Zimbabwe, Sudan, Niger, Ivory Coast, Tanzania, Aljazair, Tunisia, dll
  5. Aneka Masakan Jazirah Arabia: Saudi Arabia, Kuwait, Jordan, Syria, Maroko, Palestina, Libanon, Irak, Iran, dll
  6. Aneka Masakan Rusia: Rusia, Ukraina, Belarusia, Kadzakhstan, Uzbekhistan, Siberia, dll
Happy Fun Cooking and Exploring…..
Hani

Louisville, September 2005

#14 Masakan Lebaran Spesial: Cita Rasa Kasih Keluarga


 
Tidak terasa, beberapa hari lagi Hari Raya Iedul Fitri akan tiba. Bagi siapapun yang merayakannya, hari ini terasa sangat istimewa. Bukan hanya sekedar sebagai suatu momen relijius, namun juga sebagai suatu momen penting mempererat tali kasih di dalam keluarga besar, juga dengan sanak saudara, teman dan tetangga.Lebaran dari tahun ke tahun yang penuh dengan romantika dan kesibukan cuti tahunan bersama keluarga, belakangan ini menjadi suatu kemewahan tersendiri yang mengobati kesibukan sehari-hari keluarga dalam mencari nafkah dan mengelola keluarga bagi orang tua, dan kesibukan belajar bagi anak-anak.

Bagi saya yang tinggal jauh dari tanah air, masakan khas ala Lebaran selalu menimbulkan rasa rindu kepada keluarga dan tanah air. Kerinduan akan Ibunda dan keluarga serta tetangga di tanah air. Suasana Lebaran yang penuh kehangatan dan kekeluargaan bukan hanya di antara keluarga, melainkan juga di antara tetangga, teman sampai kepada mereka yang tidak merayakan Lebaran sekalipun. Sayangnya, seiring dengan perjalanan waktu, suasana Lebaran di sekitar tempat tinggal Ibu sudah berubah bila dibandingkan dengan Lebaran 10 tahunan yang lalu. Tetangga-tetangga pun sudah menua, tidak ada lagi anak-anak kecil yang akan dengan gembira dan lahap menikmati sajian Lebaran. Sementara masakan Lebaran yang berlemak dan berkalori tinggi tidak dapat dinikmati dengan bebas lagi oleh para orang tua.

 
Dulu, tidak ada lebaran yang sepi. Selain anak-anak rajin mengisi hari-hari di dalam bulan Ramadhan dengan mengaji dan bermain di jalan setelah shalat Tarawih, apalagi dulu belum ada larangan bermain petasan, anak-anak bermain petasan pletok dan berbagai aneka ragam permainan anak dari galasin, tak lari, tak umpet, dll. Belum lagi saat malam Lebaran tiba, anak-anak berkarnaval dengan melafalkan takbir dan membawa obor dari bambu, berjalan keliling kampung, menyalakan kembang api dan petasan di jalan. Orang tuapun lebih memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk bermain di luar rumah saat bulan Ramadhan. TV, video game atau komputer game belum memenuhi jadual keseharian anak-anak, dan permainan di luar rumah masih menjadi aktifitas keseharian yang sangat menyenangkan.
 
Bagi semua yang merayakan, Lebaran sekaligus berkonotasi dengan kesempatan istimewa dapat mencicipi aneka hidangan yang kadang hanya muncul saat Lebaran (saat itu), kesempatan membersihkan dan mengecat rumah, berpakaian dan bersepatu bersih dan baru terutama kepada anak-anak. Jarang sekali ada anak-anak saat itu yang dapat mengganti sepatu dan baju mereka dengan yang baru selain saat Lebaran. Kesempatan emas untuk bertandang ke rumah tetangga, saudara dan kesempatan untuk mudik bagi para perantau yang bertebaran di berbagai kota besar tanah air dan dunia.
 
Selama bulan Ramadhan, Ibu-ibu sudah mencicil kue-kue Lebaran dan memasaknya bersama-sama. Seringkali, setelah selesai menderas Al Qur’an, atau sehabis shalat tarawih, Ibu-ibu bergadang tidak tidur, sementara Bapak-bapak asyik mengobrol sambil minum kopi dan merokok (maklum zaman saya kecil, hampir semua bapak-bapak merokok, tidak seperti sekarang yang banyak anti merokok dan menjadi vegetarian). Anak-anakpun sah-sah saja berlarian ke sana kemari, atau hanya sekedar menemani Ibu-ibu,mencicipi kue yang gosong atau hancur, nanti pergi ke kumpulan Bapak-bapak mendapat kue-kue camilan, atau cerita-cerita seram yang membuat anak-anak takut setiap melewati jalan yang gelap saat pulang dari mesjid. Apalagi saat itu, PLN seringkali down, entah ada gardu yang terbakar, korslet, rusak atau voltage naik turun. Saya masih ingat saat voltage listrik turun, dan gambar TV menjadi goyang-goyang atau suaranya berubah menjadi lamban sekali.
 
Saat Ibu di rumah memasak bersama sahabat-sahabatnya yang tinggal berjauhan, minimal lain RT, atau lain tempat yang datang bergantian ke rumah merupakan saat yang paling saya tunggu-tunggu.Senang sekali....karena saya bisa bermain dengan anak-anak Tante selama mereka bertandang ke rumah. Selain memasak bersama sahabat-sahabat, Ibu juga memasak bersama para tetangga. Setiap selesai masak-masak, Ibu selalu menyimpan bagiannya di dalam toples-toples khusus yang diselotip rapat dan disiapkan untuk menjamu tamu Lebaran. Toples-toples ini tidak akan dibuka sampai semua kue dan masakan yang Ibu masak sendiri habis. Kue-kue dan masakan bagian Ibu,juga dimasukkan ke dalam toples dan plastik box (dulu belum zaman tupperware) dan diseal pula, lalu disimpan di lemari kabinet di dapur. Kadang bila penuh, lemari makan sampai bawah tempat tidurpun jadi tempat menyimpan toples Kacang Bawang, Kacang Mede, Kacang Atom, Kue Nastar, aneka Kue Semprit dll. Untuk masakan, Ibu masukkan ke dalam kulkas dan fridge. Ini juga tidak akan Ibu buka sampai semua masakan Ibu habis.
 
Menu Lebaran di rumah tidak jauh berbeda sebenarnya dengan menu Lebaran di rumah-rumah lain. Kadang menu Lebaran, berarti menu se RT bersama, mungkin se RW/RK bersama, mungkin juga menu sekampung atau malah se-Indonesia bersama. Ketupat, Lontong Sayur, Opor Ayam, Rendang Sapi, Sambel Goreng Kentang Ati/Bola-bola daging/Udang, Acar, Kerupuk, Sambel Bajak / Terasi / Tomat, Ayam Goreng, Semur Daging, Bacem Jeroan, Dendeng Gepuk, Pepes Ikan. Lain asal daerah mungkin lain variasi bumbu dan isi, dan rasa. Namun sajian ketupat, lontong, lepat, burasa, lemang yang tidak lain merupakan varian dari nasi selalu menjadi hidangan utama. Meskipun demikian, bagi saya serumah, menu Lebaran ala Ibu selalu terasa sangat istimewa. Menu dapat serupa, namun hasil olah rasa penuh cinta kasih Ibu selalu menjadi sajian yang kami serumah tunggu-tunggu.
 
Biasanya 2 hari sebelum lebaran, tetangga semua memasak di rumah sendiri, begitu juga Ibu. Kecuali memang bila ada yang ingin menghabiskan malam takbiran di rumah, sehingga jarang ada malam takbiran tanpa kehadiran saudara ataupun tetangga. Sambil membuat berbagai masakan saat Ibu memasak dengan sahabat/ tetangga, di dapur luar Ibu menggodok Ketupat, sementara di berbagai panci yang berderet di dapur Ibu membuat berbagai masakan lain, dari Gudeg, Semur, Opor, Kalio serta Rendang dsbnya. Oven pun sibuk tak henti memanggang kue-kue besar untuk hidangan tamu esok hari, dari Lapis Surabaya, dan berbagai kue aneka rasa. Semua bahan sudah Ibu siapkan sebelumnya, sehingga tinggal dijadikan masakan saja.
 
Beberapa malam sebelum malam takbiran, di sela-sela waktu malam sesudah tarawih dan saat bersahur mengisi waktu sebelum Subuh, kita semua menyiapkan bahan-bahan masakan. Dari membuat santan, menumis semua bumbu, menggoreng Kerupuk, menggoreng Bawang, memotong Kentang dan menggorengnya, menggoreng Cabe dan menyambal, membuat Telur Rebus, mengungkep Ayam, membuat rendang Daging, membacem Daging dst. Satu persatu bahan tersebut disimpan di dalam box plastik dan dimasukkan ke dalam kulkas. Sehingga saat malam takbiran, semua bahan tinggal dijadikan satu. Tak lupa kami juga membuat berbai kue kecil dan kue kering kesukaan keluarga. Kami membuat sendiri Chocolate Cookies ala Famous Amous dengan tambahan Kurma dan Kismis serta Kenari dan Kacang Mede. Belum lagi aneka puding dan resep-resep baru yang Ibu coba untuk kesempatan istimewa ini.
 
Hasilnya begitu hidangan Lebarang disajikan, masakan di rumah menjadi berbeda rasa dengan masakan bersama. Kadang tetangga yang masih masak bersama saat takbiran sampai bertanya-tanya, "Lha Ibu masaknya kapan? Kok nggak kelihatan masak ini semua?."
Memang bila masakan dan menu serupa apalagi bila rasanya pun sama, kadang membuat keengganan para tamu yang tinggal berdekatan untuk mencicipi. Namun Ibu selalu menyajikan kue dan masakan yang berbeda, sehingga para tamu yang datang berlebaran ke rumah selalu tertarik untuk memakannya. Giliran keluarga atau teman yang tinggal jauh yang datang, barulah toples-toples simpanan Ibu hasil masakan bersama di buka, box-box plastik makanan dikeluarkan dan dihidangkan, sehingga tidak ada masakan yang sekedar dilihat, namun tak dimakan.
 
Setiap Lebaran, setiap keluarga pasti mempunyai menu spesial tersendiri. Ada tradisi saling menghantar makanan lebaran, terutama bagi mereka yang bersuku Jawa, Sunda dan Betawi. Kebiasaan ini akhirnya merembet ke semua tetangga, hingga kita pun mengirim ke tetangga yang non-muslim agar mereka dapat menikmati rasa kesyukuran dan kegembiraan kita di hari Raya. Apalagi banyak tukang sayur dan toko serta pasar yang tutup berhari-hari saat hari Raya, karena mereka pulang kampung berlebaran di kampung asalnya.
 
Setiap tahun pasti ada hantaran tape ketan uli dan dodol Jakarta, Roti Cane dan Kalbi Kambing ala Kal-Bar, Rendang Jengkol Padang, Nasi Kebuli/Briyani Kambing ala Padang Pasir, belum lagi Lontong Sayur Spesial dengan Tetelan dan Krecek, Lemang Padang dan Ketupat ketan, hingga Sambal Petai dan Gule Kambing,hingga Pepes Ikan.
 
Hantar-menghantar ini menambah ramai sajian Lebaran, sekaligus menimbulkan kerinduan tersendiri, karena tak bisa memasak sendiri untuk mendapatkan rasa yang sama dengan masakan hantaran! Sama-sama Ketupatpun, ada yang suka Ketupat Ketan, ada yang suka Ketupat Lunak, ada yang suka Ketupat Keras, ada yang suka Lontong. Opor ayam ada yang suka pakai kunyit ada yang tidak. Ada yang hanya memakai Ayam Kampung, ada yang suka Broiler. Ada yang suka Sambal Goreng Hati Ayam, ada yang suka Sambal Goreng Hati Sapi, ada yang sukanya dengan Bola-bola Daging, ada yang sukanya dengan Udang, ada suka dengan Petai ada yang tidak suka Petai. Beragam variasi masakan lebaran. Belum lagi ada yang sukanya dengan Rendang Sapi, ada yang sukanya Daging Gepuk, ada yang sukanya Ayam Goreng, ada yang sukanya Semur ada yang sukanya Gule atau Kari Kambing. Ada yang suka dengan Oseng-oseng Buncis dan Jagung Muda, Acar Kuning dan Ikan, Balado Telur, Ayam Rica-Rica dan berbagai variasi lainnya.
 
Setahun sekali Ibu membuat Bingka Istimewa khusus untuk Lebaran, dibuatnya langsung pagi sebelum Subuh Lebaran, kadang setelah pulang dari Shalat Hari Raya. Kadang ditemani dengan Kue Lumpur, Lemper Ayam Bakar, atau kadang Black Forest, Lapis Surabaya dan Kue Soes yang masih hangat baru keluar dari oven. Bingka ini adalah kue khas ala Banjar yang dibuat saat Ramadhan dan Iedul Fitri. Tiada Lebaran yang lengkap tanpa Wadai Banjar, minimal dengan adanya Kue Bingka. Menu lengkap dengan Gangan Kuning, Dodol Waluh, Soto Banjar dan Ayam Masak Habang dan Itik Panggang Kecap atau Haruan panggang. Saat Nenek masih hidup, hidangan Ikan dan Telur Ikan Wadi serta Tampoyak Durian pun menghiasi meja. Namun hidangan ala tempo dulu ini semakin sulit didapat dan semakin asing dari cita rasa keseharian.
 
Setelah 2-3 hari setelah Lebaran, biasanya Ibu menyajikan hidangan yang menyegarkan, Soto Banjar, Sayur Asem, Ikan Bandeng Bakar, Pepes Ikan Mas, Soto Bandung, Soto Mi Bandung, Sayur Lodeh, Coto Makassar, Asem-asem kacang Panjang, Goreng Tempe Tahu, dan Lalapan, belum lagi Gudeg komplit dengan Sambel Goreng Krecek, Woku Belanga, Pepes Jamur dan Buntil, kadang ada Bothok dan Asem-asem Kacang Panjang. Kadang ada Rica-rica Ayam, Balado Telur, Ayam Masak Habang, Itik Panggang, Gangan Asam Kepala Ikan, Cacapan dan segala Sop-sopan dan Sayur Bening. Tak lupa segala rebusan Sayuran dan Lalapan.
 
Lebaran saya tahun ini Insya Allah, Lebaran kolaborasi pot luck dengan sahabat sekota. Rencana masak bersama selalu terbentur kesibukan masing-masing yang berbeda, sehingga saya sekeluarga hanya akan bertandang untuk Lebaran Lunch di rumah mereka sambil membawa Lontong Sayur dan Daging Semur. Menu utama, Lontong Sayur Spesial ala Perantauan, Daging Semur/Daging Gepuk, plus hidangan ala Thanksgiving di rumah tuan rumah yang terdiri dari Rottiserrie Chiken, Brocolie Casserole, Mashed Potatoes, Fruit Jelly Salad, dan Devils Cake/Black Forest. Masakan Thanksgiving sengaja dihidangkan tuan rumah bagi tamu-tamu yang belum menyukai cita rasa Nusantara, meskipun mereka beristri orang Indonesia. Lontong Sayur dan Daging Semur minimal sebagai pengobat rindu Lebaran bagi istri-istri Indonesia yang bersuamikan bangsa lain. Makan-makan seperti ini merupakan kemewahan bagi kami, dan jarang sekali ada kesempatan untuk berkumpul bersama teman sekedar untuk makan bersama.
 
Lebaran akhirnya menjadi momen istimewa gathering para perantau sambil mempererat silaturahim dengan teman-teman lain bangsa. Kali ini sayapun berfikir untuk membuat momen Lebaran istimewa setidaknya untuk saya sekeluarga. Nasi Briyani Ayam dan Daging Sapi yang sudah saya modifikasi dan menjadi favorit suami dan anak, mungkin bisa menjadi tradisi tahunan kami. Setelah itu, Nasi Soto Ayam ala kaki lima Jakarta dengan Ayam Goreng Kuning, dan Mi goreng, Cah Brokoli, Acar dan Lumpia menjadi alternatif hidangan Lebaran Hari Kedua.
 
Di tengah keprihatinan banyak orang di berbagai Negara dan di tanah air, masakan ala Lebaran menjadi kemewahan bagi banyak orang di mana-mana, bukan hanya bagi kami yang jauh di rantau. Semoga mereka yang berkelebihan dan berkecukupan di hari-hari akhir Ramadhan ini, terketuk hatinya untuk membantu mereka di sekitarnya yang kekurangan, agar mereka dapat ikut bergembira merayakan Hari Iedul Fitri bersama yang lainnya, setidaknya ikut merasakan Masakan Lebaran Keluarga yang penuh Cinta Kasih setulusnya.
Louisville, menjelang Iedul Fitri 1426 H
 
Hani Iskadarwati
 
Nasi Kuning Gurih (aka Briyani Fun)
Ayam/Sapi/Mutton/Lamb

Serving: satu keluarga (4-6 orang)
Bahan Nasi :

Beras Basmati/Jasmine 4 cups
Telur Rebus 6 buah (optional)
Kentang 2-3 buah potong 4-6
Onion medium 3 buah
Bawang Putih 5 siung
Ketumbar bubuk 1 sdm
Jinten Bubuk 1 sdm
Kunyit Bubuk 1 sdt/ Saffron 1/2 sdt dilarutkan dalam air 2 sdm
Jahe bubuk 1/2 sdt atau 1 sdt paste
Curry Powder 1 sdm
Cardamon/kapulaga hijau 3
Bay Leave 2 helai
Clove 5 tangkai
Kayu Manis 1/4 batang atau 1/2 sdt bubuk
Garam 1 sdt/secukupnya
Minyak Sayur 5 sdm
Air 5-6 cups

Bahan Ayam/Sapi/Mutton/Lamb:
Ayam 1 ekor bagi 8-12 bagian/ Sapi daging short rib atau
sirloin 4 lbs bagi per-orang/Mutton/Lamb bagian iga atau
potongan untuk lamb of a rack 1/2nya potong per serving.
Onion 3 buah
Bawang Putih 10 buah
Garam masala 1 1/2 sdm
Curry powder 1 sdm
Cumin/coriander 1 sdm
Kunyit bubuk 1 sdt
Cardamon 5 buah
Clove 5 buah
Cinnamon 1 batang kecil
Bay Leave 2 helai
Paprika Powder 1 sdm
Chilli Powder (optional bila suka pedas 1 sdt-1sdm)
Garam secukupnya
Minyak 3 sdm
Marinate Sauce ( 2 sdm oliveoil, 2 sdm onion paste,
1 sdt garam, 1 sdt black peper, 1 sdm papikra bubuk, 1 sdt
kunyit)
minyak sayur 2 cups untuk menggoreng


Bahan Acar/Sambal Nasi:
Onion besar 1
Tomat besar 2
Jalapeno 4 buah atau cabe merah tumbuk 1 cup/ sambel
Oeloek 2 sdm
Gula Pasir, Garam, cuka/air asam/air jeruk

Cara Membuat:
Nasi : Cuci bersih beras dan tiriskan. Haluskan onion dan bawang putih. Campur semua bumbu bubuk, beri air 2 sdm dan aduk rata. Cuci potongan kentang dan tiriskan. Rebus telur dan kupas. Panaskan fry-pan ukuran besar, panaskan minyak,tumis semua bumbu keras, tumis campuran bawang bombay dan bawang putih sampai berbau harum, masukkan kentang, setelah kentang setengah matang, masukkan bumbu bubuk yang sudah dicampur air, setelah bumbu matang masukkan beras dan tumis beras hingga minyak meresap ke dalam beras. Masukkan air/kaldu ayam sebanyak 6 cups. Aduk rata dan tutup fry-pan dengan aluminium foil. Kecilkan api menjadi medium.Tunggu sekitar 10 menit, cek nasi. Bila air sudah mengering, jaga jangan sampai berkerak, pindahkan seluruh bahan ke dalam rice-cooker, selipkan telur rebus di antara nasi. Nyalakan Rice-cooker seperti untuk memasak nasi biasa. Siap untuk dihidangkan.

Bahan Daging:(Pilih bahan yang disukai, bila ingin menyajikan semuanya buat satu persatu agar rasa terjaga)Bersihkan bahan dan keringkan, marinate dengan olive oil-garam-lada -kunyit-onion paste-paprika selama 15 menit. Panaskan panci dan minyak sayur, tumis bumbu keras sampai harum, lalu masukkan onion dan garlic yang sudah dihaluskan, tumis sampai harum, baru masukkan semua bumbu bubuk yang sudah diaduk rata dengan 2 sdm air, masukkan daging yangsudah dimarinate, aduk rata dengan bumbu, dan tutup panci. Masak dengan api medium-high. Setelah 5 menit, balikkan daging dan tutup panci kembali tunggu sampai kedua sisi brown merata. Setelah daging setengah matang, masukkan 4 cups air mendidih dan tutup panci dengan api medium, selama 30 menit. Bila air sudah mulai mengental, balikkan daging dan jaga jangan sampai gosong. Angkat daging dari panci dan tiriskan.

Panaskan minyak sayur di fry-pan, goreng daging dengan panas medium-high hingga kecoklatan, lalu balik hingga kedua sisi brown.
Tiriskan dan serap minyak dengan paper towel. Siap Saji. Sekitar 5 menit.

Acar/Sambal:
Potong kotak onion dan tomat serta jalapeno pepper, atau bisa masukkan semua bahan jadi satu di food processor/blender dan chop semua bahan jangan terlalu halus. Sesuaikan asam manisnya sesuai selera.

Cara Menyajikan:

Per-piring: Nasi Kuning dengan kentang dan satu telur dan daging goreng. Pisahkan piring Acar/sambal tersendiri. Hidangkan pula lalapan dari potongan timun, tomat, iceberg lettuce, dan kol mentah, serta cabe hijau mentah. Sertakan pula kerupuk goreng dan bawang goreng sebagai pelengkap hidangan.






hani
Louisville, Lebaran 2005