Thursday, October 28, 2010

#22 Dari Mana Datangnya Cinta?


2

Ada sebait lagu tahun 70-an mengenai cinta :Dari mana datangnya cinta kalau bukan darilah rasa
Dari mana hati tersentuh kalau bukan karenamu
Oh dirimu kasihku kasih sayangku kau memikat hatiku


Benarkah cinta berasal dari rasa seperti bait lagu di atas, atau berasal dari mata dan hati seperti pantun lama yang masih membekas di kepala :

Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati


Sebenarnya proses apa yang terjadi pada seseorang sehingga ia merasa jatuh cinta ? Benarnya hanya ada satu cinta bagi setiap orang ? Benarkah ada cinta sejati yang setia hanya pada satu orang sampai mati ?

I. Cinta dan Jatuh Cinta

Sepanjang sejarah manusia, diyakini bahwa HATI adalah pusat dari perasaan cinta. Namun para peneliti sains menyatakan bahwa cinta seluruhnya berada di PIKIRAN dan OTAK manusia, dan dipicu oleh zat/senyawa kimia. Sebagian besar mekanisme kontrol /perintah terhadap emosi/perasaan kita bersumber dari neurotransmitter. Neurotransmitter adalah zat /senyawa kimia yang menjadi aktif begitu sel-sel syaraf berhubungan satu sama lain. Ada tidaknya jumlah tertentu dari neurotransmitter pada tempat penerima di akhir jalur syaraf yang akan mengatur timbulnya berbagai macam emosi /perasaan pada diri manusia.

Ada bebarapa tahapan komunikasi antar lawan jenis hingga sepasang laki-laki dan perempuan merasa tertarik satu sama lain hingga mereka merasa jatuh cinta. Secara alami, manusia dan binatang melepaskan sejumlah senyawa kimia biologis ke dalam air mata, air liur dan keringat. Aroma atau bau/wewangian alami (feromon) di dalamnya mengirimkan sinyal-sinyal yang berhubungan dengan mood, status, rangsangan/ keinginan, dan kesehatan laki-laki kepada pikiran bawah sadar perempuan. Sehingga semakin kuat daya tarik feromon seorang laki-laki,akan semakin banyak perempuan yang tertarik kepadanya. Teori ini dibuktikan di dunia binatang, di mana feromon dapat dideteksi dalam jarak yang cukup jauh dan menggantikan komunikasi verbal. Feromon pada binatang membantu mereka menandai daerah kekuasaan, mengenali pasangan lawan jenis,dan untuk memberikan sinyal ketertarikan seksual.

Pada saat laki-laki dan perempuan tertarik secara seksual satu dengan lainnya, masing-masing akan merasakan suatu percepatan aliran dari zat/senyawa kimia syaraf yang menyerupai adrenalin. PEA atau phenylethilamine (feniletilamin) adalah suatu zat/senyawa kimia yang mempercepat aliran informasi antara sel-sel syaraf. PEA inilah yang melepaskan dopamine yang membuat kita merasa nyaman. Sementara secara bersamaan, norepinephrine (sejenis amphetamine) menstimulasi peningkatan produksi adrenalin. Inilah yang membuat jantung kita berdebar-debar.

Kombinasi dari dopamine, norepinephrine dan phenylethylamine inilah yang memberikan rasa jatuh cinta atau mabuk kepayang pada pasangan yang saling tertarik secara seksual satu dengan lainnya. Peningkatan aliran ketiga zat /senyawa kimia ini membuat orang yang sedang jatuh cinta dapat mengalami muka yang memerah, telapak tangan yang berkeringat dan nafas yang menyesak. Inilah alasan mengapa pasangan yang baru jatuh cinta merasakan euphoria dan sangat energik, juga merasa melayang. Karena gabungan ketiga zat/senyawa kimia inilah pasangan yang baru jatuh cinta dapat bercinta berjam-jam dan berbicara tanpa henti sepanjang malam selama berminggu-minggu.

II. Mengapa Jatuh Cinta Pada Orang Tertentu ?

Banyak alasan yang dikemukakan bila kita bertanya pada seseorang mengapa ia jatuh cinta pada seseorang tertentu. Sudah kita ketahui bahwa manusia sama seperti hewan, melepaskan aroma pheromon (feromon) yang akan menarik lawan jenisnya. Dari penelitian ternyata jenis kelamin perempuanlah yang sebenarnya memilih pasangan mereka melalui penyeleksian aroma pheromon yang mereka baui, bukan jenis kelamin laki-laki. Laki-laki lebih memfokuskan pemilihan pada daya tarik seksual secara visual, yaitu apa yang dapat mereka lihat pada tampilan fisik perempuan.

Perempuan pada awalnya tertarik pada laki-laki tertentu secara visual pula, juga karena kecocokan di antara keduanya. Namun begitu mereka menjadi lebih akrab, bau/aroma inilah yang menjadi faktor penentu. Pendapat ini dikemukakan oleh Rachel Herz Ph.D.dari Brown University, yang meneliti dan memperdalam studi mengenai « Smell and Behavior ».

Secara sosiobiologis, seleksi aroma pheromone ini dilakukan oleh perempuan untuk mencari pasangan yang kompatibel secara genetis, sehingga dapat menurunkan anak-anak yang sehat. Manusia mempunyai odorprints yang jelas berbeda satu orang dengan yang lainnya seperti fingerprints. Aroma pheromone ini dapat memberikan sinyal khusus kepada perempuan bahwa seorang laki-laki cocok secara genetik dengannya, namun berbeda secara genetik bila ingin mendapatkan anak-anak yang sehat.

Apa yang terjadi di dalam pikiran dan otak kita, bila kita jatuh cinta pada orang tertentu? Menurut Harville Hendrix, kita merasakan jatuh cinta bila ada tumpukan PEA (phenilethylamine) dalam jumlah tertentu di dalam otak, dan kita terutama akan menumpuk PEA di otak kita bila kita menemui:

1. Orang yang dapat menyelesaikan masalah kita di masa kanak- kanak
2. Orang yang dapat memberikan apa yang kita rasakan hilang seiring dengan proses sosialisasi pendewasaan diri.


Para bujangan seringkali memberikan persyaratan-persyaratan mengenai kualitas seseorang yang mereka ingin dapatkan dari pasangannya, seperti: kejujuran, alim, kesetiaan, sense of humor, intelejen, hangat ,dll. Namun begitu orang yang memenuhi semua persyaratan itu muncul, seringkali mereka hanya mengatakan “tidak ada rasa apa-apa”. Tidak ada getaran cinta.

Sayangnya, kita merasakan getaran cinta pada orang-orang yang mengingatkan kita kembali pada saat-saat masa kecil kita, yang menyebabkan adanya tumpukan PEA di otak kita.

III. Love Junkies

Ada orang-orang tertentu yang begitu tergantung pada adanya getaran cinta ini yang membuat mereka disebut Love Junkies. Mereka selalu membutuhkan getaran cinta dan mabuk kepayang yang membuat mereka berada di awing-awang. Begitu aliran adrenalinnya menurun (bervariasi antara 6 bulan hingga 3 tahun), hubungan percintaan dari orang-orang yang menjadi Love Junkies ini menjadi berantakan. Psikolog Dorothy Tennov mempunyai pendapat lain mengenai durasi getaran cinta ini yang menurutnya berkisar antara 18 bulan sampai 3 tahun. Ini didukung oleh John Money.

Hubungan percintaan yang berantakan ini membuat mereka sangat down dan membutuhkan lebih banyak rangsangan untuk mencapai getaran cinta. Mereka membuat diri mereka ketagihan akan cinta. Semakin sering mereka patah hati dan mencari cinta yang baru untuk mengobati patah hati mereka, semakin tinggi zat/senyawa kimia syaraf yang dibutuhkan untuk merasakan kebahagiaan cinta.
Banyak orang dewasa yang menjadi love junkies, dan melewati banyak percintaan yang kandas setelah getaran cinta menghilang. Seringkali, para love junkies ini bisa bertahan di dalam suatu perkawinan, namun mereka kerap tergoda untuk melakukan affair yang dapat membuat diri mereka merasa di awing-awang.

IV. Tahapan-tahapan Menuju Cinta

Bila sepasang laki-laki dan perempuan saling jatuh cinta, secara psikologis ada tahapan-tahapan yang dilalui oleh ke duanya. Tahapan –tahapan ini adalah bagian dari strategi seksual manusia dalam menemukan pasangan masing-masing, dan berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Namun,keseluruhannya menampakkan suatu pola tertentu terutama di dalam pencarian pasangan, cinta dan perkawinan.

Di dalam bukunya, Anatomy of Love : the Natural History of Monogamy, Adultery and Divorce, Helen E. Fischer memaparkan step-by step seseorang memulai ritual pencarian pasangan ini hingga fenomena cinta, perkawinan, penyelewengan dan perceraian ditinjau dari sudut psikologis.
Tahapan-tahapan itu a.l:

1. Tahapan saling menggoda dan mencari perhatian

Tahapan paling awal dari ritual pencarian pasangan hidup. Taktik ini dilakukan baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan, baik secara disadari maupun secara tidak disadarinya. Ada perbedaan antara ekspresi menggoda yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan.

Pada perempuan, ia akan tersenyum kepada lawan jenis yang memikat hatinya, mengangkat alisnya dan membuka matanya lebar-lebar saat memandangnya, namun segera membuang muka. Kadang ia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, lalu tertawa kecil di balik telapak tangan nya. Gesture menggoda ini menurut Eibl-Eibesfeldt adalah sinyal ketertarikan secara seksual.

Sementara pada laki-laki, ia akan membusungkan dadanya entah dengan berbagai cara. Pernahkah melihat seseorang laki-laki berjalan dengan menegakkan tubuhnya dan membusungkan dadanya ketika melalui seorang perempuan yang menarik hatinya? Inilah sinyal dari sang laki-laki bahwa ia tertarik pada sang perempuan.

2. Tahapan saling memandang dan mencari kecocokan

Tahapan selanjutnya, di mana laki-laki dan perempuan bicara dengan bahasa mata. Kontak mata ini memiliki efek langsung yang segera mendapatkan jawaban, apakah mendekati atau mundur. Seringkali seseorang yang mendapatkan tatapan dari orang yang tertarik kepadanya menjadi salah tingkah karena tidak tahu mau berbuat apa selanjutnya. Ada yang pura-pura membuang muka, menjadi gelisah,ada yang membetulkan kaca mata, ada yang mengusap telinga atau hidung, sebelum menentukan untuk pergi menjauh atau tetap di tempat dan meneruskan ritual.

Laki-laki biasanya yang akan mendekati perempuan, saling bertukar pandangan sambil membuka percakapan. Kecocokan di antara keduanya yang akan membawa mereka kepada tahapan selanjutnya.
Pada tahapan inilah aroma tubuh seseorang akan berpengaruh pada pemilihan pasangan.

Secara alami, perempuanlah yang lebih menfokuskan pada aroma pheromone yang mereka tangkap dalam penyeleksian pasangan. Namun banyak pula bangsa yang sangat sensitif dengan aroma tubuh ini, seperti bangsa Jepang, dan bangsa lain yang menganggap bahwa aroma tubuh lebih merupakan suatu ancaman daripada suatu daya tarik. Beberapa peneliti berfikir bahwa bangsa Jepang sangat terganggu dengan aroma alami tubuh karena budaya mereka yang lama mempraktekkan pernikahan perjodohan (arranged marriage).

3. Tahapan menentukan pasangan

Menurut seksolog John Money, kita tertarik pada orang tertentu, karena peta cinta yang kita miliki, yang berbeda satu dengan lainnya. Peta cinta di dalam otak inilah yang terpeta di dalam sirkuit otak dan menentukan apa-apa yang membuat kita tertarik secara seksual, apa yang membuat kita jatuh cinta pada orang tertentu.

Meskipun standar seks appeal/ketertarikan seksual dari satu bangsa ke bangsa lain berbeda, namun bila ditarik persamaannya, baik laki-laki maupun perempuan tertarik kepada mereka yang berwajah bersih. Sementara, laki-laki menyukai perempuan yang moleg, dan berpinggul daripada yang kurus. Kesimpulannya, penampilan adalah faktor penting.

4. Tahapan pernikahan

Manusia menikah dipercayai terutama untuk meneruskan keturunan. Sebagaimana essayist abad 16 Perancis Montaigne menyimpulkan:

Kita tidak menikah untuk diri kita sendiri, kita menikah lebih banyak untuk keturunan kita.

V. Apakah Manusia Monogamis?


Ternyata dibandingkan dengan binatang mammal/menyusui lainnya yang tidak monogamis, manusia cenderung monogamis. Pada masyarakat yang mengizinkan poligini(poligami/poliandri), hanya 5-10 % dari mereka yang mempunyai pasangan lebih dari satu.

Meskipun cenderung monogamis, namun manusia mempunyai kecenderungan untuk tergoda dengan perselingkuhan. Bisakah kita mempertahankan hubungan percintaan kita meskipun telah melewati tahapan getaran cinta?

Pada banyak pasangan yang telah mencapai tahapan hilangnya getaran cinta, zat/senyawa kimia yang lain yang bernama endorphins yang akan berfungsi di dalam hubungan percintaan mereka. Efek dari endorphins yang memberikan rasa tenang, keyakinan terhadap keintiman, kepercayaan, kehangatan dan sharing pengalaman. Efeknya tidak semeluap-luap dan ekstrim seperti PEA, namun jauh lebih stabil dan lebih adiktif. Semakin lama sepasang laki-laki dan perempuan menikah, semakin besar kemungkinan mereka akan terus terikat dalam pernikahan.

Bila ada konflik dan perpisahan, sampai terjadi perceraian, penyebabnya sangat bervariasi, terutama karena tidak adanya keharmonisan dalam hubungan suami istri. Dari tiga alasan utama mengapa terjadi perceraian, perselingkuhan adalah penyebab terbanyak, sterilitas dan kemandulan adalah penyebab ke dua, dan kekerasan di dalam rumah tangga adalah penyebab ke tiga terbanyak.

Kesimpulannya: Selama kita telah mencapai tahapan pernikahan dan mampu menjaga integritas dan kelurusan serta kesetiaan di dalam rumah tangga, semakin lama tarikh pernikahan akan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pernikahan yang langgeng.

Bagi yang belum mendapatkan pasangan hidup, waspadalah terhadap Love Junkies, jangan sampai tidak mengetahui latar belakang calon pendamping dan akhirnya berurusan dengan naik-turunnya adrenalin calon pasangan yang akan mengancam langgengnya hubungan dan pernikahan kelak. Tapi, siapa tahu malah ada yang tertantang dengan Love Junkies ini! Yang jelas, di tangan perempuanlah sebenarnya terletak pilihan terhadap siapa yang akan menjadi pasangan mereka, bukan di tangan laki-laki. Meskipun dalam melanggengkan pernikahan tetap harus merupakan kerjasama keduanya. Secara ilmu manusia ternyata lebih monogamis daripada species mammal lainnya.

Louisville, 2005

Check:
1. Psychology Today: The Biology of Attraction
2. Readers Digest May 2005: Follow Your Nose
3. What is Chemistry in Love Relationship
4. Biology 202;What’s Love Got To Do With It?

No comments:

Post a Comment